Friday, August 28, 2015

Melantunkan Musik atau Ayat Suci Al-Qur'an untuk Janin ???

Baru-baru ini saya dikagetkan oleh sebuah fakta baru penelitian bahwa ternyata musik klasik tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kemampuan kognitif seorang anak. Itu artinya, mendengarkan musik klasik tidak mencerdaskan anak sebagaimana yang selama ini kita tahu. Selama lebih dari 15 tahun, kita terkecoh oleh publisitas yang banyak membesar-besarkan tentang musik klasik yang dapat memacu kecerdasan seorang anak. Dulu, sebelum saya mengenal banyak keajaiban Al-Qur’an, saya cenderung memegang pendapat bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan otak janin dan mencerdaskan anak. Tapi, beberapa tahun kemudian, saya mulai berpikir, jika mozart yang ciptaan manusia saja bisa mencerdaskan anak, maka tentu Al-Qur’an yang merupakan mukjizat yang telah Allah berikan kepada kita ini lebih dapat mencerdaskan anak. Dan ternyata itu benar.

Beberapa orang peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect” mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian musik yang melegenda ini.

Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat intelegensi seseorang kemudian mereka membuat riset terhadap 3000 partisipator. Hasilnya ternyata sangat mengejutkan! Berdasarkan penelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan spasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.

Nah ... berarti melantunkan Ayat Suci Al-Qur'an itu lebih utama dibanding Mendengarkan Musik Klasik pada janin.

Indera pendengaran mulai berkembang sejak masuk minggu ke 8 dan sudah terbentuk sempurna di minggu ke 24. Air ketuban memiliki peran penting sebagai penghantar suara yang baik. Janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara dalam usus. Selain itu janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin terkejut melompat. 

Masuk minggu ke 25, si baby sudah bisa mendengar dan mulai bisa mengenali suara orang2 terdekatnya yaitu suara ayah atau ibunda. Nah, mulailah untuk berkomunikasi dengannya meskipun hanya satu arah. Misalnya dengan mengajak "ngobrol" janin untuk mempererat bonding sehingga semakin mengenal suara orang tuanya. Bacakan cerita, atau senandungkan tilawah qur'an. Berkomunikasi dengan janin menjadi sebuah pengalaman yang begitu menyenangkan yang tidak terlupakan.

Please bare in mind, kalau janin sudah lebih sensitif. Jangan sembarangan ngomong atau mengeluarkan kata-kata yang nggak baik di dekat janin. Karena konon, (menurut www.percikaniman.org) orangtua yang sedang marah akan memberikan reaksi marah pula pada janin.  Sebaliknya alunan tilawah Al-Qur'an yang lembut dapat menenteramkan janin. 

Ada sebuah hormon yang bernama "Kortisol" yaitu hormon yang diproduksi secara berlebihan apabila seseorang sedang dalam keadaan stress. Akibatnya adalah tekanan darah tinggi, dada sesak, dan emosi jadi nggak stabil. Khusus pada bumil, hormon kortisol ini akan dapat menuju plasenta dan akhirnya bisa sampai ke janin melalui pembuluh darah. Akibatnya, janin pun bisa ikutan stress. Bila selama hamil seorang ibu banyak mengeluarkan hormon kortisol, hal ini dapat membawa pengaruh kurang baik tidak saja pada dirinya, tetapi juga pada janinnya, bahkan hingga si anak dewasa. (Duh, jangan sampe' ya...buibu....) 

Stimulasi Janin 

Saat ini, sudah berkembang metode pendidikan pada janin yang dilakukan dengan memberikan stimulasi (rangsang) pada sel-sel otak janin. Caranya dengan memperdengarkan bacaan Al Quran, nasyid, ceramah, dan lain-lain. Menurut para ahli, organ-organ tubuh janin selesai terbentuk pada usia 5 (lima) bulan dalam kandungan. Setelah masa itu, terjadi proses perkembangan atau pematangan dari seluruh sel-sel organ yang telah terbentuk. Dan stimulasi pada janin paling tepat lewat suara. Karena sekitar usia 24 minggu (6 bulan) kehamilan, organ telinga janin sudah terbentuk dan berfungsi secara sempurna. 

Bersamaan dengan itu, di usia ini otak janin pun sudah mampu menerjemahkan rangsang suara. Jadi, memang benar kalau ibu hamil sering memperdengarkan bacaan Al Quran, bisa merangsang sel-sel otak janin sebelum lahir. Tapi bukan berarti janin akan lebih cerdas dengan kapasitas dan volume otak yang lebih besar, karena bagaimanapun volume otak sudah ditentukan oleh gen masing-masing. Minimal, sel-sel otak sudah diberi stimulasi (rangsang) sedini mungkin hingga ia dapat bekerja lebih optimal.Kesimpulannya, ibu hamil sebaiknya banyak mendekatkan diri kepada-Nya agar jiwanya lebih tenang dan hindari stres karena akan merugikan janin. 

Memperdengarkan bacaan Al Quran tidak membuat volume otak menjadi lebih besar, tapi bisa merangsang sel-sel otak bekerja lebih optimal, sehingga diharapkan bisa mencerdaskan anak. Disamping itu, dengan memperdengarkan Al-Qur'an pada janin, diharapkan keberkahan dan kebaikannya akan berpengaruh terhadap janin tersebut.Semua ayat dalam Al-Qur'an baik untuk dibaca. Khususnya bagi bumil, berdasarkan beberapa referensi yang saya baca, berikut adalah beberapa surat yang disarankan:
 
• Al-Mu’minuun (Surat ke-23, ayat 12-14)
• Lukman (Surat ke-31, ayat 14)
• Yusuf (Surat ke 12, ayat 1-16)
• Maryam (Surat ke-19, ayat 1-15) baik juga jika semuanya ayatnya dibaca
• Ar Rahmaan (Surat ke-55, ayat 1-78)

2 comments: