Wednesday, February 24, 2016

Wajib di Baca !!! Bayi Kuning Karena Perbedaan Golongan Darah (?)

 
Alhamdulillah Wasyukurillah telah lahir putri pertama kami yang bernama "NADHIFA KHANZANIA BAHRI" yang artinya Wanita yang baik dan bersih bagai lautan, di RSU. BHAKTI ASIH (karang tengah) pada hari Sabtu tanggal 20 Februari 2016 jam 07:15 WIB .

Kali ini saya akan mengulas tentang penyakit bayi kuning yang dialami putri kami pada H+4 kelahirannya, ada yang tahu penyakit bayi kuning?
yaa penyakit ini sering disebut penyakit kuning atau yang dalam medis disebut juga dengan ikterus oleh hyperbilirubinemia. 

Kondisi ini didiagnosis oleh dokter disebabkan ketidakcocokan golongan darah saya dengan dhifa atau yang dikenal dengan A-B-O incompatibility. Di mana golongan darah dhifa yang berjenis O bereaksi dengan golongan darah saya yang berjenis B yang mengalir dalam tubuh dhifa , sehingga sel darah merahnya mudah pecah dan meningkatkan konsentrasi bilirubin dalam aliran darah.

Meski secara fisiologis semua bayi dapat mengalami kuning, namun bila tidak ditangani secara tepat juga dapat berakibat fatal loh, tetapi alhamdulillah berkat doa saya, suami dan keluarga setelah melihat hasil lab cek darahnya dhifa 10.11 mg/dl yang normalnya < 1.5 mg/dl tetapi menurut dokter hasil dhifa masih > 12 mg/dl yang artinya tidak usah adanya penyinaran .

Setelah mendengar berita itu hati saya dan suami sangat senang karena dhifa masih bisa dirawat dirumah dengan menjemur nya setiap jam 7 pagi sampai jam 8 pagi sekitar 15-30 menit, tetapi yang membuat hati saya sedih sebagai seorang ibu yaitu dhifa tidak boleh ASI ESKLUSIF dikarenakan perbedaan golongan darah tersebut jadi solusinya harus diselang antara ASI dengan SUSU FORMULA setiap 3 jam sekali, padahal saya tidak rela bahwa dhifa yang masih bayi meminum susu formula padahal asi sangat bagus utnuk kesehatannya, yaa tapi mau bagaimana lagi kalau inilah yang terbaik buat dhifa :").

Dokter anak seharusnya cukup berhati-hati memantau perkembangan bayi baru lahir, terutama dalam 3 hari setelah dilahirkan. Umumnya, kuning fisiologis baru akan muncul setelah bayi berusia 3 hari. 

Berkaca dari pengalaman saya sebaiknya tidak main-main dengan perbedaan golongan darah. Khususnya istri dengan golongan darah B dan suami bukan B melainkan O .

Nah, agar tidak mengalami risiko yang fatal sebaiknya ketahui seluk beluk soal ketidakcocokan golongan darah. 

Untuk menambah Pengetahuan para Ibu agar lebih mengenal penyakit kuning yang disebabkan oleh golongan darah saya akan sedikit menjelaskan  :

  • Akibat Beda Golongan ...

Setidaknya ada 4 golongan darah A, B, AB dan O yang dikenal secara universal. Keempat golongan darah ini memiliki kandungan dan karakteristik yang berbeda. Golongan darah A dikatakan memiliki kandungan antigen A, golongan darah B memiliki kandungan antigen B, golongan darah AB memiliki antigen B dan antigen A, sedangkan golongan darah O memiliki anti A dan anti B. Kandungan ini yang menyebabkan tubuh membentuk antibodi dan menyerang sel darah merah yang mengandung zat antigen (dianggap sebagai benda asing, red.).

Padahal dalam kondisi normal saja, bayi memiliki potensi peningkatan bilirubin yang lebih tinggi ketimbang orang dewasa karena sifat sel darah merah bayi lebih mudah pecah. Namun biasanya, tubuh bayi akan berusaha menstabilkan kadar bilirubin dengan mekanisme konjugasi oleh hati. Yaitu, upaya mengubah menjadi bilirubin indirect menjadi bilirubin direct yang lebih larut air dan mudah dikeluarkan alias mengubah bilirubin menjadi cairan empedu serta dikeluarkan melalui pencernaan dan memberi warna pada feses. Umumnya, setelah lewat usia 10 hari, kuning pada bayi akan hilang seiring kualitas dinding sel darah merah yang semakin baik dan fungsi hati yang optimal mengkonjugasi bilirubin.

  • Tak Selalu Transfusi ...

Sayangnya, peningkatan kadar bilirubin pada bayi kadangkala tidak bisa ditolerir oleh tubuh sendiri. Kadar bilirubin pun menumpuk dalam darah terlalu tinggi. 

Padahal ambang toleransi bilirubin dalam darah di bawah 15 mg/dl (250 ?mol/L) pada bayi cukup bulan dan 12 mg/dl (250 ?mol/L) pada bayi kurang bulan.

Skor Kramer dihitung dengan melihat ikterus (kuning) yang menyebar, mulai dari wajah ke leher (K1), wajah ke pusar (K2), wajah dan badan hingga pangkal paha (K3), wajah ke lutut serta lengan hingga siku (K4) dan seluruh badan hingga jari tangan serta kaki (K5). Jika telah memasuki level K2 di hari kedua, maka sudah termasuk tidak normal. 

"Normalnya bayi usia 3 hari, kuning dapat terjadi dari wajah hingga pusar. Bila belum berusia 3 hari sudah menunjukkan kuning hingga pusar, maka patut diwaspadai," ungkap dokter Lusy.

Dokter Lusy menambahkan, penilaian kuning pada bayi ini seringkali tersamar oleh warna kulit bayi baru lahir yang kemerahan. Inilah sebabnya penilaian kuning bayi baru lahir, sebaiknya dipercayakan pada petugas medis dan dokter anak yang lebih berpengalaman.

Padahal bila kuning sudah mencapai pusar, bisa diprediksi bilirubin berjumlah sekitar 12 mg/dl. Bila peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, padahal kuning biasa berlangsung sampai sekitar hari kelima hingga ketujuh, maka bilirubin mencapai angka di kisaran 20 hingga 25 mg/dl. Di sinilah orang tua harus waspada. Bila melewati jumlah 25 mg/dl bisa terjadi ensefalopati bilirubin akut. Yakni risiko masuknya bilirubin indirect (dalam darah) melewati blood brain barrier dan merusak sel-sel dalam otak. Selain kerusakan sel otak, peningkatan bilirubin juga dapat diiringi dengan risiko penurunan hemoglobin (Hb) sebagai akibat banyaknya sel darah merah yang pecah. 

  • Kenali Dan Cegah Sejak Dini ... 

Memiliki golongan darah berbeda, tak selalu menyebabkan bayi kuning. Namun alangkah baiknya, mengenali dan mengantisipasi kuning akibat perbedaan golongan darah. Bagi pasangan yang sedang menanti kelahiran buah hati, dokter Lusy mengingatkan beberapa hal:

* Jangan terburu-buru membawa pulang bayi sebelum 3 hari setelah dilahirkan. Perburukan akibat ketidakcocokan golongan darah, terkadang baru terlihat ketika hari ketiga dan seterusnya.

* Upayakan kecukupan intake cairan pada bayi yang baru lahir untuk menjaga konsentrasi bilirubin tidak terlalu pekat dalam darah. Paling tidak, pastikan untuk menyusui bayi 1 hingga 2 jam sekali untuk bayi baru lahir.

* Lakukan uji sederhana dengan menekan kulit bayi pada bagian yang bertulang seperti dahi, hidung dan dada untuk melihat apakah bayi masih mengalami kuning. Jika merasa ragu dan khawatir, segera konsultasikan pada dokter anak.

Terimakasih sudah membaca saya harap pengalaman saya bisa jadi pembelajaran untuk kanlian semua, semoga bermanfaat :)

 

No comments:

Post a Comment