Tuesday, January 12, 2016

Cara Penanganan Janin yang Terlilit Tali Pusat



Ketika masih dalam kandungan, bayi yang berada di dalam rahim terlilit tali pusat tidak apa-apa. Masih belum memberikan dampak dan resiko serius. Beberapa dokter mengatakan bahwa tali pusat yang melilit bayi tidak memberikan dampak yang membahayakan bagi bayi. Apalagi sampai berujung pada kematian. Namun bagaimana jika terjadi saat masa kelahiran dan persalinan? Apakah sama tidak berbahayanya? Sayangnya berbeda. Tali pusat yang melilit bayi bisa memberikan efek berbahaya. Pada saat terjadi persalinan, jika sampai terjadi kontraksi, inilah yang akan berbahaya. Ketika ibu yang mengandung mengalami mulas-mulas, lalu kepala janin atau calon bayi sudah mulai turun ke bawah. Turun untuk memulai masuk ke proses persalinan.
Lalu, cara mengatasinya dapat dilakukan beberapa hal berikut ini :

1. Melalui Ibu

Caranya adalah dengan memposisikan ibu dalam keadaan miring. Kemudian memberikan oksigen. Jika kemungkinan proses kehamilan akan berlangsung dengan membutuhkan waktu yang lama, serta diperkuat dengan detak jantung yang semakin melemah, dengan kata lain terjadi bradikardi tindakan harus cepat. Melakukan operasi caesar  menjadi salah satu alasan untuk menyelamatkan ke dua belah nyawa, baik ibu maupun si anak.

2. Rutin menjalani pemeriksaan

Selain itu, bisa dengan jalan melakukan pemeriksaan yang teratur. Biasanya dilakukan kontrol dengan manfaat USG kehamilan dari luar. Nantinya dokter bisa memperkirakan bentuk tali pusat, apakah ada di sekitar leher atau tidak. Sayangnya cara ini tidak bisa lebih jauh meramalkan, apakah nantinya bisa melilit leher atau tidak. Dokter pun juga tidak bisa memberikan penilaian akurat, tentang seberapa kuat lilitan tali pusat, apakah sampai sangat kuat sehingga bisa membahayakan bayi atau tidak. ( Baca Juga Artikel tentang : Pengalaman USG (part1) )

Berkat kemajuan teknologi saat ini, ada beberapa alat yang bisa membantu mendeteksi ke dua hal penting tersebut. Namanya adalah USG berwarna atau di kenal dengan nama collor dopper. Dengan keberadaa alat ini bisa ikut meramalkan apakah nantinya tali pusat tersebut melilit tubuh bayi atau tidak. Bahkan sampai memperkirakn seberapa kuat lilitan jika sampai benar benar terlilit. Dalam dunia medis, di kenal pula dengan nama USG 4 dimensi. ( Baca Juga Artikel tentang : Pengalaman USG (part2) )


3. Bisa menjalani proses persalinan normal

Menurut salah satu ungkapan dari dokter kandungan, Hari Nugroho, Sp, OG memberikan pengertian bahwa bayi yang mengalami lilitan tali pusat bisa lahir secaramelahirkan normal. Asalkan ia lahir dengan cepat tanpa terdapat deteksi kelainan pada tubuh bayi. Dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo ini juga menambahkan bahwa beberapa pasien yang mengalami kasus serupa, proses kehamilan akan di lakukan dengan menggunakan bantuan CTG atau cardiotocograpy.

Fungsinya adalah untuk melihat dan memonitor reaksi jantung yang berdetak dalam tubuh bayi. Selain itu, alat ini juga membantu untuk mengetahui kontraksi yang sudah terjadi dalam rahim. Jika berdasarkan hasil dari CTG ini baik, maka ibu hamil ini bisa melakukan persalinan dengan jalan normal tanpa harus menggunakan proses caesar.

4. Melalui gerakan bayi

Secara refleks, bayi sudah bisa mempertahankan dirinya saat merasa kurang selamat. Bayi yang merasa tubuhnya terlilit oleh tali pusat, sebenarnya bisa melepaskan diri sendiri. Caranya adalah dengan banyak bergerak gerak saat berada di dalam perut ibu. Gerakan ini bisa secara otomatis membuat bayi melepaskan dirinya dari lilitan tali pusat.

Namun resikonya juga berbahaya. Bisa saja pergerakan bayi ini membuat dirinya lepas dari jeratan tali pusat. Namun boleh jadi malah bayi semakin memperparah atau memperkuat kondisi lilitan tali pusat. Hal ini yang menjadi perhatian utama dari ibu.


Mengapa bisa terjadi bahaya?

Bayi yang banyak bergerak, maka menjadi alamiah jika sampai ia terlilit. Maka kasus bayi yang terlilit ini bukan masalah besar. Justru menjadi bahaya jika bayi tidak bergerak-gerak seperti pada umumnya.
Namun tali pusat yang melilit ini akan semakin erat kaitannya dengan bayi ketika proses persalinan dan kelahirannya. Hal ini bisa membuat bayi tertekan, membuat kompresi pada pembuluh darah tali pusat.

Ini membuat suplai darah yang ada di dalam tubuh berkurang. Padahal darah tersebut mengandung oksigen untuk membantu proses pernafasan saat berada di luar kandungan nanti. Darah ini juga berguna untuk membawa zat gizi ibu hamil yang masih masuk ke tubuh bayi, yang berasal dari makanan ibu.

Jika sampai suplai darah berkurang, maka darah yang mengandung makanan ini juga akan berkurang. Berbagai kejadian dan runtutan peristiwa ini akan membuat bayi mengalami masa sulit. Misalnya terjadi sesak napas atau biasa di kenal dengan hipoksia.

No comments:

Post a Comment