Melahirkan menjadi proses yang rumit dan
 membahayakan. Tapi mengapa wanita yang tidak bisa memiliki anak, di 
anggap wanita yang kurang sempurna? Padahal semua orang tahu bahwa 
melahirkan merupakan proses membahayakan. Sebab memiliki anak menjadi 
suatu kebanggaan, menjadi sesuatu yang penting, sesuatu yang mutlak dan 
keharusan bagi setiap pasangan. Terlepas seberapa bahaya, parah dan 
rumitnya proses melahirkan.
Beberapa masalah kehamilan sampai melahirkan sangat beragam. Salah 
satunya adalah janin terlilit tali pusat. Apakah juga berbahaya? Bisakah
 memicu terjadinya kematian pada bayi? Apakah resiko kematian bisa 
meningkat ketika terjadi persalinan? Bagaimana pendapat dokter?
Apa Itu Tali Pusat ??
Merupakan seutas tali yang sangat berguna, salah satunya adalah 
sarana untuk menghubungkan anatar ibu dan bayi yang ada di dalam 
perutnya. Tali ini tampak melayang layang di dalam air ketuban yang berwarna putih. Seberapa penting dari tali tersebut? Di nilai 
sangat penting dan berpengaruh. Salah satu kegunaanya adalah untuk 
membantu proses transfer antara makanan yang sudah di makan ibu, lalu di
 lanjutkan pada anak yang ada di dalam perut. Kemudian menjadi saluran 
pernafasan bagi bayi. Saluran ini membawa darah yang berguna untuk 
meNyalurkan oksigen. Melalui saluran ini pula, janin membuang sisa sisa 
hasil pencernaannya atau ekskresi.
Tali ini tidak sekedar tali dengan di lengkapi 3 pembuluh darah saja,
 yakni 2 pembuluh arteri dan 1 pembuluh vena atau pembuluh balik. 
Jaringan pada pembuluh ini mengandung wharton jelly, yang mana memiliki 
sifat sifat istimewa. Salah satunya keelastisitas tinggi, mengurangi 
resiko terjadinya lipatan-lipatan, meskipun pembuluh ini terjadi lilitan
 di beberapa tempat.
Secara normal panjang dari pembuluh ini sepanjang 50 senti meter 
sampai dengan 75 senti meter. Meskipun ada beberaapa kasus wanita yang 
memiliki panjang lebih pendek dari 50 senti meter dan ada pula yang 
memiliki penjang lebih dari 100 senti meter. Semua ini tergantung dari 
pergerakan bayi sendiri. Jika ia banyak bergerak, maka membuat tali 
pusar lebih panjang pula. Tapi jika bayi juga jarang bergerak, maka tali
 juga tidak akan sepanjang tali yang di miliki oleh bayi yang memiliki 
pergerakan banyak.
Bagaimana bayi bisa terlilit tali pusat ?
Bayi yang berada di dalam tubuh ibu, berat dan panjangnya akan terus berkembang. Seiring dengan perkembangan bayi akan semakin besar dan berat, maka posisinya juga berubah-ubah. Saat 
berada di usia 8 bulan, tubuh bayi sudah mulai membesar. Awalnya berada 
pada posisi yang pas di rahim, namun setelah membesar ia akan mendorong 
dan mendesak desak organ tubuh ibu yang lain. Meskipun sebenarnya kepala
 bayi belum sampai masuk bagian atas panggul.
Ketika usia bayi yang belum terlalu besar, maka produksi air ketuban 
juga masih banyak. Hal ini bisa membuat bayi terlilit tali pusat. 
Apalagi sampai terjadi gejala hamil anak kembar,
 kualitas atau produksi air ketuban polihidramnion akan semakin lebih 
banyak. Hal ini semakin memberikan kemungkinan besar untuk bayi terlilit
 tali pusat. Selain itu, karena adanya pengaruh tali pusat yang memang 
panjang. Ini bisa secara alami melilit bayi yang ada di dalam perut.
Biasanya tali pusat yang ada rata rata panjangnya adalah 50 sampai 60
 centi meter saja. Namun dalam beberapa kasus, ada bayi yang memiliki 
tali pusat lebih panjang dari biasanya. Misal memiliki panjang lebih 
dari 100 centi meter. Sedangkan ada pula tali pusat yang lebih pendek. 
Misalnya jika tali pusat panjangnya kurang dari 30 centi meter.
Tanda - tanda 
Jika bayi mengalami terlilit tali pusat, terdapat beberapa gejala seperti berikut ini :
1. Terjadi pada usia kehamilan paling tidak 34 minggu
Pada usia kehamilan ini bagian janin yang rendah, entah kepala atau pantat belum bisa sampai masuk ke dalam rongga perut
2. Letak janin yang sungsang atau melintang
Keadaan atau posisi janin yang tidak benar bisa juga menyebabkan terjadinya janin terlilit tali pusat. Dengan keadaan bayi sungsang atau melintang dan terjadi dalam waktu lama bisa menyebabkan bayi 
terlilit tali pusat. Kemudian akan di lakukan berbagai usaha, seperti 
memutar posisi bayi atau Versi luar/knee chest position.
3. Detak jantung yang menurun
Terjadinya penurunan detak jantung juga di curigai bisa di lilit tali
 pusat. Biasanya di ikui dengan terjadinya kontraksi pada rahim. Bukan 
sekali dua kali, namun penurunan ini terjadi semakin terus menerus
4. Menghalangi proses kelahiran
Beberapa bayi pada saat terjadi proses kelahiran, mengalami beberapa 
kesulitan. Salah satunya adalah akibat tali pusat yang melilit tubuh 
sang bayi. Meskipun ibu hamil sudah melakukan proses pembukaan sampai 
pada tahap  yang di perlukan, namun jika posisi lilitan di anggap parah 
dan berbahaya, maka ibu tetap akan di minta untuk melakukan proses 
kelahiran dengan operasi caesar.
5. Warna air ketuban sampai hijau
Beberapa kasus serupa, warna air ketuban sampai hijau. Setelah di 
telisik lebih lanjut, ternyata hal Ini bisa terjadi karena adanya tali 
pusat yang melilit tubuh si bayi saat berada di dalam perut. Kemudian 
kasus ini menjadi penyebab janin kekurangan oksigen di dalam perut. Setelah itu menyebabkan air ketuban yang harusnya berwarna putih ini beralih menjadi hijau.
Apa yang terjadi jika bayi terlilit tali pusat?
Sebenarnya pada saat usia kehamilan mencapai 1 sampai 6 bulan 
pertama, tali pusat akan berpuntiran secara satu arah ke tubuh bayi. Hal
 ini sering terjadi jika tali pusat dari ibunya memiliki panjang yang 
lebih dari 100 centi meter. Kejadian tali pusat yang melilit ini bisa 
membuat darah yang harusnya bisa mengalir normal dan lancar, malah 
tersumbat. Akibatnya adalah terjadi tekanan pada aliran darah, terjadi 
kompressi. Biasanya dipengaruhi pula oleh bayi yang masih bisa bergerak 
bebas kemana pun. Kemudian terjadi lilit melilit pada tali pusat, dari 
dua sampai tiga lilitan pada tubuh. Kejadian ini membuat bayi merasa 
kekurangan oksigen. Jika terus terjadi, bisa berujung fatal. Wajah bayi 
bisa memerah. ( Baca Juga : Cara Penanganan Janin yang Terlilit Tali Pusat )
No comments:
Post a Comment