1. Dokter Leonid Ivanovich Rogozov Operasi Diri Sendiri
Dengan tehnologi peralatan yang semakin canggih membuat usus buntu bisa
diselesaikan hanya dalam beberapa jam saja. Namun bagaimana halnya
terjadi pada seorang dokter yang berada dipedalaman antartika Leonid
Ivanovich Rogozov terpaksa melakukan operasi usus buntu sendiri dengan
peralatan seadanya ketika dia sedang dalam ekspedisi antartika bersama
para penjelajah rusia pada 1960. Dokter bedah ini masuk kedalam
rombongan penjelajah yang bertujuan membangun stasiun rusia diantartika. mereka yang berada disana dalam waktu cukup
lama dan kapal baru akan kembali setahun setelah mereka mendarat. Tidak
ada yang menyangka bahwa mereka satu-satunya dokter dalam rombongan
ini menderita penyakit usus buntu dan mengalami nyeri yang sangat dalam
dibagian tubuhnya.
Awalnya Dr. Leonid tidak ingin menceritakan rasa sakit yang dialaminya karena tidak ingin membuat takut yang lain. Namun kondisi yang terus memburuk hingga memaksanya untuk melakukan operasi usus buntu. Sebelum melakukan operasi dia menginstruksikan teman-temannya untuk membantunya membius, menjaga posisi lampu dan cermin membersihkan tangan dengan anti septic agar dia bisa melihat bagian perutnya. Dr. Leonid mulai mengoperasi tubuhnya sendiri ditengah operasi dia sempat mengalami Vertigo dan menghentikan operasi sementara sampai pusingnya hilang. Setelah itu operasi dilanjutkan kembali hingga dia berhasil menjahit kembali perutnya. Operasi berjalan sukses begitu pul masa pemulihan sang dokter. 2 minggu pasca operasi dokter leonid bisa melakukan aktifitas normal. Dan setahun kemudia dia kembali ke Rusia dan bekerja di klinik sampai akhir hayatnya. Cerita ini sempat heboh dan membuat namanya tersohor. Namun sang dokter tetap rendah hati dan mengaggap operasi ini sama dengan operasi usus buntu yang lain.
Awalnya Dr. Leonid tidak ingin menceritakan rasa sakit yang dialaminya karena tidak ingin membuat takut yang lain. Namun kondisi yang terus memburuk hingga memaksanya untuk melakukan operasi usus buntu. Sebelum melakukan operasi dia menginstruksikan teman-temannya untuk membantunya membius, menjaga posisi lampu dan cermin membersihkan tangan dengan anti septic agar dia bisa melihat bagian perutnya. Dr. Leonid mulai mengoperasi tubuhnya sendiri ditengah operasi dia sempat mengalami Vertigo dan menghentikan operasi sementara sampai pusingnya hilang. Setelah itu operasi dilanjutkan kembali hingga dia berhasil menjahit kembali perutnya. Operasi berjalan sukses begitu pul masa pemulihan sang dokter. 2 minggu pasca operasi dokter leonid bisa melakukan aktifitas normal. Dan setahun kemudia dia kembali ke Rusia dan bekerja di klinik sampai akhir hayatnya. Cerita ini sempat heboh dan membuat namanya tersohor. Namun sang dokter tetap rendah hati dan mengaggap operasi ini sama dengan operasi usus buntu yang lain.
2 . Dokter Joel Salinas Bisa Merasakan Penyakit Pasien
Ketika dia mengunjungi dokter. Dokter pasti akan menanyakan gejala yang
kita alami sebelum mendiagnosisi penyakit yang kita derita. Namun dokter
yang satu ini memiliki kemampuan unik dimana dia bisa merasakan apa
yang dirasakan pasien hanya dengan melihatnya. Adalah dokter Joel
Salinas dokter yang bekerja di meges josed the hospital mengidap kondisi
yang disebut miler tagshinestia. Dokter Joel bisa mengalami sensasi
yang sama dengan apa yang dirasakan oleh orang yang dia lihat. Gejala
miler tagshinestia pertama kali disadari oleh dokter Joel ketika masih
kanak-kanak. Saat itu dia melihat orang lain berpelukan dan dia merasakan
dirinya sedang dipeluk. Keadaan ini kadang sangat mengganggu aktifitas
Dr.Joel Salinas pertama ketika kuliah praktek kedoteran. Saat melihat
tangan pasien yang sedang diamputasi dia pun bisa merasakan seolah-olah
tangannya seperti diamputasi. Setelah Dr.Joel terbiasa dengan keadaannya
ini justru dia bersyukur bisa meraskan apa yang dirasakan pasien
sehingga dia bisa menjadi lebih dekat dengan pasiennya.
Dokter fenomenal kedua berasal Nepal. Dokter mata bernama Sanduk Ruit
ini dipuji sebagai pembawa mukzizat karena berhasil menyembuhkan lebih
dari 100.000 penyakit katarak di 2 benua. Setiap menangani 1 pasien, dia
hanya membutuhkan waktu 5 menit saja. Misi ini berawal dari
keinginannya untuk mengobati mata orang-orang miskin di dunia. Agar misi
ini dapat tercapai dia merancang tehnik pengobatan cepat agar dapat
menangani banyak pasien katarak dalam waktu singkat. Dr. Sanduk Ruit kemudian mengajarkan ilmunya itu kepada
para ahli bedah mata diseluruh dunia. Dia berharap para ahlinya akan
tersebar dan menyembuhkan sebanyak mungki penderita katarak maupun tuna
netra diseluruh dunia. Dokter mata berjuluk dewa penglihatan ini tumbuh
besar di desa kecil di daerah Himalaya. Sang dkter pernah memiliki adkik
perempuan yang meninggal karena penyakit tubercolosis. Sejak peristiwa
ini Dr. Ruit bertekat ingin jadi dokter dan membantu orang miskin yan
tidak punya uang agar bisa mendapatkan pengobatan yang layak.
4. Dokter Gamal Albinsaid Bayar Dengan Sampah
Kita patut berbangga berkat prestasinya seorang dokter asal malang bisa
berbincang dan makan malam bersama pangeran Charles dari Inggris. Gamal
Albinsaid mendapat penghargaan dari kerajaan Inggris atas idenya membuat
pengobatan bagi masyarakat miskin hanya dengan menerima imbalan sampah.
Ide gamal tidak lepas dari kisah sedih seorang anak pemulung bernama
Khaerunissa. Gadis kecil ini meninggal karena menderita diare. Tidak
mampu membayar pengobatan kedokter, orang tua Khaerunissa hanya bisa
memberikan pengobatan ala kadarnya. Hingga akhirnya Khaerunissa
ditemukan meninggal dunia. Kisah ini membuat gamal dan teman-temannya
membentuk sebuah sistem asuransi dengan sampah. Setiap warga yang tidak
mampu bisa menjadi nasabah asuransi sampah dengan menyetor sampah
organik dan anorganik menjadi Rp10.000 setiap bulannya. Dengan sampah
ini mereka bisa mendapatkan pengobatan gratis mulai dari sakit ringan
seperti batuk pilek hingga darah tinggi, jantung, infeksi, kencing
manis, dan lain-lain. Sampah yang dikumpulkan dari warga dijadikan pupuk
dan dijual kembali. Uang hasil penjualan pupuk dijadikan dana untuk
pengobatan ini. Program ini membuat gamal menjadi juara pertama dan
mendapat penghargaan Sustainable Living Young Entrepreneurs dari
kerajaan Inggris. Ia memperoleh uang sebesar Rp 800.000.000 sebagai dana
tambahan untuk menjalankan system asuransi sampah yang didirikannya.
5. Dokter Jim Withers Mengobati Para Gelandangan
Kesehatan menjadi sebuah kemewahan bagi para gelandangan. Bisa makan 3
kali sehari saja sudah cukup bagi mereka. Rasanya tidak ada yang berniat
untuk memeriksakan kesehatannya bahkan ketika sakit sekalipun. Inilah
yang menggugah hati Dr.Jim Withers yang mendidikasikan 20 tahun hidupnya
untuk mengobati para tuna wisma dikota Pittsburgh Amerika Serikat. Dia
melepaskan jas putihnya yang bersih untuk berkeliling dengan baju ala
glandangan agar mudah mendekati mereka Dr.Jim memulai kegiatannya pada
1992 setelah berkenalan dengan Mike Sallows mantan tuna wisma. Bersama
temannya ini jim keluar dimalam hari sambil membawa peralatan medis dan
obat-obatan. Aktifitas ini dinamainya Operation Safety Net. beliau melakukan aksinya ini secara suka rela tanpa
menarik biaya sepeserpun. Dengan berkeliling Dr. jim menemukan bahwa
banyak tuna wisma yang tinggal dibawah jembatan dan disudut-sudut jalan.
Takut kerumah sakit padahal mereka memiliki penyakit yang serius
seperti luka parah bahkan kanker. Ketika idenya diutarakan kepada
teman-teman sejawat banyak deri mereka mencibirnya. Namun sekarang
aksinya diikuti oleh dokter-dokter muda di 90 negara.
6. Dokter Lie Dharmawan Rumah Sakit Apung
Lie Dharmawan memiliki cita-cita menjadi dokter karena ingin membantu
masyarakat yang tidak mampu. Motif pasnya ini melahirkan sebuah ide gila
dengan mendirikan rumah sakit apung di Indonesia. Rumah sakit apung ini
diharapkan bisa menjangkau pulau-pulai terpencil di seluruh Indonesia
agar mereka juga dapat menikmati pelayanan kesehatan seperti
dikota-kota besar. Sang dokter berhasil mengoperasikan rumah sakit apung
dikesebelas wilayah terpencil di Indonesia. Rumah sakit ini tidak
menerima imbalan apapun dari para pasiennya. Fasilitas rumah sakit apung
ini cukup lengkap. Ada alat USG, bedah Minor dan bedah Mayor. Jika
daerah tidak cukup untuk mendaratkan kapalnya dokter lie tidak segan
menjemput pasiennya dengan menggunakan sekoji. Berkat rumah sakit apung
ini ratusan orang sudah dioperasi dan sembuh. Ribuan orang lainnya
terobati dan anak-anak dipedalaman menjadi cukup gizi. Bagi dokter sejai
kebanggan menjadi seorang dokter bukan sekedar gelar saja tetapi
bagaimana dia bisa mendekati orang-orang yang memerlukannya.
Saya sangat bangga dengan apa yang sudah para dokter
yang paling fenomenal ini lakukan. Mereka tanpa pamrih rela menolong
orang yang sedang kesusahan. Semoga artikel motivasi kali ini mampu
mendongkrak minat anda untuk saling membantu terhadap sesama. Ciptakan
damai di dunia dengan saling mengasihi.
No comments:
Post a Comment