Suami adalah jalan untuk mendapatkan ridho Allah
SWT. Karena itu, seharusnya seorang istri senantiasa berusaha melakukan
hal yang terbaik bagi suami. Kepatuhan istri kepada seorang suami adalah
wajib selama suami tidak memerintahkan hal yang dilarang oleh agama.
Namun pada kenyataannya, tak sedikit istri yang membangkang terhadap
suami. Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat
kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan
suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada
kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.
Beberapa hal diantaranya tidak disadari oleh istri sebagai sikap
membangkang.
Dan inilah beberapa bentuk sikap membangkang terhadap suami yang seringkali tidak disadari oleh istri:
1. Menolak ‘ajakan’ suami
Saat istri merasa letih, istri merasa berhak untuk menolak ajakan suami
untuk berhubungan badan. Padahal hal ini tidak benar. Istri berkewajiban
untuk menyegerakan dalam menyambut ajakan suami seperti penjelasan
hadits berikut ini:
Rasulullah saw. bersabda, "Allah melaknat istri yang suka berkata, ‘Nanti. nanti' (dalam memenuhi ajakan suaminya)." (Thabrani).
Saat keinginan suami untuk berhubungan badan ditolak, akan terbuka pintu
maksiat yang dapat menyeret suami kepada perbuatan zina.
2. Lalai dalam melayani suami
Bentuk kelalaian dalam melayani suami merupakan indikasi sikap
membangkang terhadap suami. Contohnya: istri malas memasak, sehingga
dari hari ke hari selalu menyajikan menu masakan instan kepada suami.
Hal ini menimbulkan berkurangnya nafsu makan dan berpotensi menimbulkan
berbagai penyakit dalam jangka waktu yang panjang.
3. Memisahkan Hubungan Suami dengan Ibunya
Walau setelah menikah seorang wanita memiliki kewajiban utama kepada
suaminya, namun seorang laki-laki walaupun telah menikah maka kewajiban
utamanya tetap pada Ibunya. Wanita yang telah melahirkan, menyusui, dan
membesarkannya. Hal itu masih sering kurang dipahami oleh beberapa
istri, dan malah sering para istri mencemburui ibu suaminya.
Padahal, ibu suami kita lah yang telah melahirkan, menyusui,
membesarkan, dan mengorbankan semuanya demi suami kita. Dan saat suami
kita belum bisa membalas apapun kepada ibunya, dia sudah pergi
meninggalkan ibunya demi kita, wanita asing yang baru dikenalnya, dan
segala pengorbanannya bekerja siang dan malam serta apapun dia berikan
demi menafkahi kita.
Lalu apakah kita masih tega membuat jurang pemisah antara suami kita
dan ibunya? Sebaiknya kita mencoba menempatkan diri, seandainya kita
memiliki anak laki-laki dan ketika telah menikah dia lupa pada kita dan
lebih memilih isterinya, masa pasti hati kita akan sangat sakit.
Untuk itu, sebagai seorang istri yang shalihah, kita sebaiknya justru menjadi perekat hubungan antara suami dan orangtuanya, terutama ibunya. Dengan menjadi menantu yang memiliki kasih sayang besar serta rasa hormat yang tinggi pada mertua, maka keharmonisan keluarga akan tetap terjaga. Dan tentunya suami akan semakin mencintai kita.
Untuk itu, sebagai seorang istri yang shalihah, kita sebaiknya justru menjadi perekat hubungan antara suami dan orangtuanya, terutama ibunya. Dengan menjadi menantu yang memiliki kasih sayang besar serta rasa hormat yang tinggi pada mertua, maka keharmonisan keluarga akan tetap terjaga. Dan tentunya suami akan semakin mencintai kita.
4. Terlalu Menuntut Suami
5. Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami
Rahasia suami harus senantiasa ditutupi oleh istri. Sekalipun sedang ada
perselisihan, istri tidak diperkenankan untuk menyebarkan dan mencela
rahasia-rahasia suami.
Sebagai seorang isteri, sudah seyogyanya kita menyadari bahwa menikah
adalah menyatukan dua orang dengan masa lalu, serta segala perbedaan
yang ada. Dan menikah itulah adalah jalan dalam menyatukan perbedaan
yang ada menjadi sebuah visi hidup yang sama, serta meninggalkan masa
lalu untuk memulai masa depan bersama, menuju syurga Allah.
Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami
di atas segala-galanya. Namun tentu saja bukan ketaatan dalam
kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketaatan istri sangat besar pengaruhnya
dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami. Sebaliknya,
sikap membangkang terhadap suami akan mengikis benih cinta dalam hati
suami. Baca Juga Artikel Jangan Jadikan Aku Istrimu, Jika ....
subhanallah, mudah-mudahan kalau saya punya istri tidak seperti itu, aamiin.
ReplyDeleteAamiin ya allah, semoga anda mendapat seorang isrti yang sholehah aamiin:)
ReplyDeleteHaduh istriku malah seperti ini, belain saya kelaparan di rumah karena harus menunggu neneknya di rumah ortunya
ReplyDelete